🥉 Puisi Hujan Yang Berwarna Hitam

Kekagumanatas keberadaan sang kekasih, dinyatakan dengan puisi indah yang saling sahut menyahut. " Jika ada tempat paling liar di muka bumi maka itu adalah kemilau hitam pada bola matamu, ia mampu menelan malam juga kesedihan, dan menggantinya dengan bintang." Baca juga: Theo dan Weslly Tuliskan Kumpulan Puisi dalam Tempat Paling Liar di Muka Bumi Dimalam yang hitam ini Aku sendiri meringkuk memegang lutut Termenung aku di ambang lelah Menanti pagi yang segera mengetuk Malam ini begitu sunyi terasa Aku hanya sendiri memandang bulan Melihat bahwa di sana seseorang melihat bulan yang sama Meski nyata jarak memisah Malam ini begitu sunyi terasa Disini hanya ada sebilah rindu SelamaMembaca dan Berliterasi. AWAN HITAM BERPELANGI Oleh : Halley Kawistoro hembusan angin mulai bergerak menyapa di sela-sela wajah membawa hawa dingin dan sejuk sesekali menusuk tubuh yang lemah. muncul gemuruh di atas langit burung berterbangan sesekali menepi dari kebingungan mata kita pun terpaku menunggu waktu Yangberkaca di atas langit yang hitam Sayang begitu sepi petang ini Tak ada suara-suara, tak ada cahaya Dalam kamar gelap ku sendiri menekuri Tentang kita , yang berjumpa lalu berpisah.. Sayang hujan telah turun di sini Membasuhi separuh petang yang mulai habis Di tepian heningnya malam, aku meringis Danberikut ini beberapa puisi romantis pendek yang cocok untuk pasangan kekasih. Puisi tentang bunga mawar paling romantis operator sekolah. Bunga matahari bunga matahari matahari bunga. Jangan Seperti Matahari Katakata, Katakata indah turun hujan sore hujan di tanah suci satanic sore hari Gambar Bunga Matahari Lucu Foto Stok Gratis Tentang PuisiSenja Karangan Fie Asyura Ini sudah senja yang keseribu sayang Begitu usang kutanggung sebuah penantian Diam di sela angin yang bungkam Alam mematung menadah hujan Luka ini takkan sembuh sayang Terlalu dalam kau goreskan di hati kelam Membisu menatap hari semakin temaram Jingga bergeser memeluk malam Aku hanya bisa menuliskan beberapa aksara Bertemankangemercik hujan. Bercumbu menjadi satu dalam tiga . Hujan yang kini turun. Memaksa kita untuk tak saling tatap. Namun, tetap bercengkrama . Di balik kabel . Merah, hitam dan putih. Adalah saksi bisu. Di balik peristiwa 16 Maret. Bayangan peluk tak kasat mata. Baca Juga: [PUISI] Istirahatlah Dunia PuisiTentang Hewan Untuk Anak SD. Semut Yang Mungil. Engkaulah semut yang mungil, Ukuranmu sangatlah kecil, Berbondong berebut makanan, Untuk melangsungkan kehidupan. Makanan kau bawa ke sarang, Berbondong saling menopang, Meski tubuhmu sangat kecil, Tapi kerjasamamu amat terampil. Kaulah di semut hitam, Selalu berjalan tak suka diam, Jumlahmu Yuksimak puisi hujan yang berwarna hitam Meninggalkan lembaran-lembaran hidup yang kini berwarna hitam. Tinggal di Jakarta dan singgah di akun faiz_mao. Cerahnya sinar pagi ini ternyata tidak bisa menutupi gelapnya kehidupan. Cek juga yang dan puisi hujan yang berwarna hitam Sungailiat 16 April 2020. Puisi Tentang Mendung hitam 3 Bait 6 Baris . Payung hitam terbuka diatas kepala menjadi tanda pelindung dari teriknya matahari dan hujan. Limpahan air hitam yang bercampur sisa besi dari kolam berikutan aktiviti sebuah premis peleburan di Jalan Sungai Lalang di sini menyebabkan berlaku pencemaran di. Goenawan Mohamad Sajak Puisi Kutipan Puisi tentang hujan bisa menjadi media ungkapan perasaan yang sedang dialami hujan yang berwarna hitam. Aku memandang uap itu naik sebentar lalu pergi dibawa angin. Kejadian itu menimbulkan sejumlah teori dan spekulasi yang beredar di berbagai situs media sosial. Terparah di Desa Jati Wetan yang mencapai 145 cm sedangkan daerah lainnya rata-rata bertambah tinggi sekitar 20 cm. Yah dengannya puisi hujan yang menggambarkan suasana hati akan tercurah segalanya di sana. Memang benar salah satu dampak adanya awan CB adalah terbentuknya hujan es. Payungku tak takut ketinggian. Tentu banyak cerita juga tantangan yang telah dihadapi. Misteri Hujan Berwarna Hitam di Jepang. Aku memilih hujan berwarna biru selain hitam dan merah yang tersedia di taman kota itu. Cerahnya sinar pagi ini ternyata tidak bisa menutupi gelapnya kehidupan. Hujan lalu duduk di kursi-kursi. Aku menaiki tangga hujan. Di dalam puisi tersebut imaji yang paling dominan adalah imaji visual yang ada di setiap bait dan ada sedikit imaji pendengaran pada baris. Puisi Pelangi Hitam Oleh. Hujan inilah yang mengirimkanmu melewati nada rintiknya Yang begitu menenangkan dan mengalirkan melodi dalam nadi. Sepertinya tidak terasa hampir satu bulan kita lalui bulan pertama di tahun baru ini. Katanya saat dikonfirmasi di Denpasar Bali Jumat malam. Secara tipologi puisi Hujan di Bulan Juni terdiri dari tiga bait yang setiap baitnya terdiri dari empat baris dan dengan pilihan kata yang kuat dan menunjukkan makna dalam seperti tabah dan kuat. Jan 27 2021 Puisi Hujan Hujan adalah peristiwa jatuhnya air dari atmosfer. HUJAN DATANGLAHHujan datang sirami raut wajahku dari mimpi-mimpikuSadarkanku bahwa siang beranjak pergiHujan datang tawarkan selimut hatiMengekang raga menahan langkahkuHujan janganlah kau pergiAku masih rindu alunan nada-nadamuHujan tetaplah kau disituAku masih belum siap melihat duniaHujan bergemurulahHingga tiada deru nafas tiada artiHujan. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Kumpulan Berita HUJAN HITAM. Sebagaimana pengertian hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju batu es dan slit. Komorbid Asma yang Dialami Soraya Abdullah dan 4 Berita Kesehatan Lain. Teriknya mentari membakar seluruh penghuni bumi melahirkan keringat keringat harapan anak pertiwi. Akhirnya keluar juga uap yang ditunggu-tunggu. Sungguh aku berharap perasaanku ikut terbang dan hilang bersama uap itu. Aku kira senja tak akan menjadi indah karena aku tak melihatnya Aku kira pelangipun tak akan berwarna karena aku tahu hanyalah tinta hitam legam dalam pandangan Dan aku mengira dawai hujan akan selalu ternada Apakah kau tahu apa itu hujan. Kalau kita lihat di peta ada awan yang warna merah di Bali bagian tengah Bangli dan data itu terjadi pukul 1340 WITA. Hanya Desa Jatai Wetan yang air banjirnya berwarna hitam. Kau bilang cintaku tak berwarna ya aku minta maaf untuk itu bisakah kau memaklumi aku bukan tidak melakukan sesuatu kau tau sudah berapa banyak hujan. Berputar di tangan kami ketika walikota membuka festival musim hujan. Hujan itu menjadi payung. Seringkali fenomena ini dijadikan inspirasi untuk menciptakan puisi yang indah. Misalnya mewakili rasa. Apr 16 2020 Awan hitam menertawakan kita kita yang kadang tidak mau menerima apa adanya yang lari dari kenyataan bila hitam jangan dibuat kehitam-hitaman akan menjadi penyesalan Awan sudah hitam biarkan hujan yang akan menghentikan perdebatan hujan bisa membuat kehilangan warna telah menjadi lukisan tak akan berubah karena tangisan biarkan dalam pigura. Nah bagaimana dengan puisi karyamu. Kali ini kami pilihkan puisi tentang hujan di akhir Januari. Hari ini adalah hari terakhir di bulan Januari bulan yang sering kali turun hujan. Health 1947 WIB. Angin yang sedang flu meniup payungku. Buat kamu yang ingin melukiskan suasana hatimu dengan puisi hujan berikut di bawah kami berikan kumpulan puisi tentang hujan. Hujan menderu dari pelosok bumi menghempas harap air akan tumpah membasahi jejak kaki. Aku Ingin Sapardi Djoko Damono. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Misteri Hujan Berwarna Hitam di Jepang. Kumpulan Berita HUJAN HITAM. Kucing Juga Bisa Obesitas Begini Cara Pantau Berat Badan Hewan Peliharaan. Dalam fitur Insta Story di Instagram Velove mengunggah foto sang penyair berwarna hitam putih dan mengutip salah satu puisi fenomenal dari Sapardi yang berjudul Pada Suatu Hari Nanti. Mulai dari kejatuhan nuklir polusi hingga kebakaran pabrik. Mar 11 2015 Puisi hujan adalah kata puitis tentang hujan atau puisi tema alam yang berkisah tentang kata kata hujan yang terkadang juga bercerita hujan romantis kata malam dan hujan di pagi hari. Being with You. Meninggalkan lembaran-lembaran hidup yang kini berwarna hitam. Dari fenomena alam ini puisi hujan akan tercipta memori kenangan masa lalu akan dikenang. Pin Oleh Aysetu Sindanaa Di Kutipan Inspiratif Kata Kata Indah Kata Kata Motivasi Kutipan Buku Sajak Senja Kata Kata Inspiratif Sajak Kata Kata Puisi Senja Puisi Einstein Quotes Quotes Positive Quotes Semesta Tidak Diam Sajak Puisi Syair Sastra Quotes Puitis Diam Puisi Puitis Quotes Quotesindonesiasenja Saj Cinta Quotes Quotes Einstein Quotes Terbaru 30 Puisi Pemandangan Pagi Hari Keindahan Alam Download Puisi Tentang Pagi Yang Indah Islami Kata Download Puisi Hari I Pemandangan Puisi Sajak Tidak Ada New York Hari Ini M Aan Mansyur Sajak Puisi Penjara Puisi Suara Hati Lockscreen Movie Posters Apa Warna Rindumu Sajak Nasihat Yang Baik Kutipan Hidup Tidak Ada New York Hari Ini New York York Books Puisi Sastra Sapardi Puisi Sastra Sapardi Quotes Words Beautiful Words Bunga 3 Kata Kata Sajak Puisi Hasil Gambar Untuk Gambar Wanita Menangis Hitam Putih Gambar Gambar Kartun Kartun Puisi Rindu Indopoems Katakata Tentangkamu Sedih Puisi Inspirasional Sedih Selekat Itu Secinta Itu Bernapaskankata Puisi Poetry Poem Sajak Sastra Aksara Kumpulanpuisi Puisicinta Katabija Poetry Poem Poems Quotes A Poem By Mina Apratima Sajak Tanda Tanya Puisi Pin Oleh Anggoro Subakti Di Puisi Indonesia Pesan Puisi Secangkir Kopi Pin By Kimberly Klem On ع Travel Experts Amazing Photography Cool Drawings 200 Video Klip Hd 4k Hujan Cuaca Gratis Pixabay Download Jakarta Hujan Lebat Diprediksi Berlangsung Hingga Malam Download 63 Gambar A Gambar Hujan Kartun Puisi Pendek Kumpulan Puisi Kata Kata Indah Puisi Kutipan Indonesia Puisi hujan – Selain senja, mungkin hujan juga menjadi salah satu momen yang memberikan kenangan tersendiri bagi sebagian orang. Entah itu merupakan suatu momen kerinduan atau bahkan sebuah momen yang menyebalkan. Dari hujan, banyak seniman menciptakan karya yang terinspirasi oleh adanya hujan. Hujan menjadi anugerah tersendiri bagi setiap orang. Untuk seseorang yang terbiasa mengungkapkan suatu momen lewat puisi, berikut ini adalah puisi-puisi karangan dari beberapa seniman yang mungkin bisa mewakili sensitif perasaan pembaca. ContentsKumpulan Puisi HujanDi Dalam Senandung HujanEmbun Aku terdiam dalam hujan Mentari SenjaTerjebak HujanGelisah Dalam Alunan Rintik HujanHujan Ada Mulai kakuKisah Katak Hujan yang menyejukkan hatiReda Hujan Jadikan Aku HujanIbu HujanTiga InderaHujan GersangMungkin CukupSetitik HujanRindu MuraiDalam Selasa KeduaHujan KecilMusim Hujan Berselimut DukaSiklus HujanLirihan NirwanaKelinci Bersayap PutihHujan dan SenjaMemori Tetesan HujanJangan TanyaKisah HujanSeperti HujanKata Bapak Tentang HujanPelangiHujan Di TernateDinginmu oh HujanKu Sambut HujanTitisan Hujan Bersama Nyanyian SyahduWalau Habis TerangWasiat GelandanganHujan KelabuHujan Hanya Setitik AirKisahku dan HujanRintik Hujan Rinai Memberai Air HujanHujan Bersamamu Kehadiran Hujan Kisahku Tak Merindu HujanRintik Rindu NovenaKenyataan di Balik HujanSajak Pertemuan Hujan Senja Kumpulan Puisi Hujan Di Dalam Senandung Hujan ***** Aku berpuisi di bawah sinyal dari langit Di dalam senandung hujan ***** Wahai alamku Hujan menyampaikan bau rindu yang lama terpendam Ranum dan merekah selaksa salam dari doa Aku padamu ***** Wahai alamku Bila di sana hujan maka aku titipkan pesan Melalui sayatan sayatan rintiknya Yang berbaris menyalamimu ***** Bila tidak maka lewat angin dan udara Yang menyelimuti tubuhmu Ku gelorakan salamku Wahai alamku ***** Aku berpuisi di bawah sinyal dari langit Di dalam senandung hujan ***** Embun ***** Perihal hujan, Aku tertarik pada embun Embun yang berada pada sebuah kaca jendela Memperlihatkan jejak tetesan air hujan Dan dingin yang menjadikannya buram ***** Perihal embun, Kerap kali aku menggunakan jari ini Menuliskan sebuah nama Atau serangkaian kata Mungkin tak berguna Karena hanya sementara Tetapi setidaknya aku melepaskan sedikit kerinduan ***** Perihal rindu, Jika kamu adalah embun Aku selalu menantikan hujan itu datang ***** Aku terdiam dalam hujan ***** Saat itu aku terdiam Melihat tatapannya Yang kosong menatap hujan ***** Kau tak apa? Tanyaku perlahan Lagi bingung ya? Tebakku sok tahu ***** Masih menatap hujan Ia menggeleng, Berkata, ***** “Melihat hujan aku merasa tenang Meski angin bergemuruh, Halilintar meraung Air – air itu tetap berjatuhan Beriringan dengan irama Tenang” ***** Kami berdua terdiam Bersama menatap hujan ***** Mentari Senja ***** Aku keluar Ku lihat matahari yang terbenam Tenggelam Menghiasi wajahmu ***** Terjebak Hujan ***** Apakah kamu pernah terjebak hujan? Yang tak tahu arah untuk berteduh Apakah kamu pernah terjebak kerinduan? Yang tak tahu kepada siapa jika mengeluh ***** Sekali- kali cobalah dengan sengaja Terjebak hujan Agar kamu mengerti Terjebak itu bukan hal yang menyenangkan Meski bagimu itu adalah bagian dari permainan ***** Setahuku rindu bukan jebakan Tetapi karenamu yang memberi harapan Membuatku terjebak bersama hujan ***** Gelisah Dalam Alunan Rintik Hujan ***** Oleh Ardhi Dwi Pranata Geliat senja menutup aktivitas Lalu lalang kendaraan menyesaki jalanan Pedagang kaki lima tampak berbenah Awan pun bermuram durja ***** Kabar itu menggelisahkan pikiran Dalam parodi jalanan menemani perjalanan Kelap kelip lampu persimpangan mengusik pikiran Awan pun bergelagar ***** Rintik hujan mulai turun Lambat namun pasti kaca mobil mengembun Derit roda terdengar serak Kabar itu masih menghantui ***** Gelisah berteman rintik hujan Asa memecahkan kabar itu Alunan rintik mengalun dalam telinga Sedikit regang pikiran ini ***** Hujan ***** Oleh Rosdiana N H Kehadiranmu menyejukkan hati Dengan senyum mu yang begitu berarti Menggerakkan jiwa yang tak ku mengerti Karena kamu lah yang ku nanti ***** Meski dengan sekilas perjumpaan Bersyukur karena ada kebersamaan Meninggalkan kesan yang indah Walau hanya sebuah impian ***** Seperti malam yang kelam Dalam suasana yang mencengkam Hanya bisa berharap dalam diam Untuk perasaan yang terpendam ***** Ada ***** Oleh Muhammad Rajib Raka tirta Ada perasaan Yang bahkan tak bisa Diungkapkan dalam puisi ***** Aku bertanya, Mengapa? ***** Namun, itu pertanyaan abadi Tanpa jawab Tanpa tanggap Hanya senyap ***** Aku coba mulai menulis namun Ku rasa jemariku ***** Mulai kaku ***** Karena Ada perasaan Yang bahkan tidak bisa Di ungkapkan dalam puisi ***** Kisah Katak Kisah Katak ***** Oleh Muh. Idsan, S. Pd Gendang bertabu di atas langit dengan gema yang memekakkan Awan tak sanggup menahan beban yang menyesakkan Musim hujan pun datang dan siap untuk di rayakan Barisan katak terbangun dari peristirahatan panjang yang melelahkan ***** Pasukan katak mendorong kura- kura yang lamban Membawa waktu Di depan sana, ada hujan yang telah lama di tunggu Sejauh mata memandang keberadaan itu Jarak pula menyakiti jejak pada rasa yang pilu ***** Dahaga telah mengikis kerongkongan Panas mentari mengupas kulit yang kekeringan dan menghalangi jalan Cepatlah menyingkir kura- kura yang menyebalkan Kami katak, sang perindu hujan ***** Sedikit lagi akan sampai di tujuan Bersiap untuk bermandikan bulir- bulir bening harapan Bertahanlah, sisa beberapa langkah lagi untuk di lawan Sial hujan berhenti di depan pandangan ***** Hujan yang menyejukkan hati puisi hujan ***** Kehadiranmu begitu menyejukkan hati Dengan senyum mu yang begitu berarti Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti Karena kamu lah yang ku nanti ***** Meski dengan sekilas perjumpaan Bersyukur karena ada kebersamaan Meninggalkan kesan yang indah Walau hanya sebuah impian ***** Seperti malam yang kelam Dalam suasana yang mencengkam Hanya bisa berharap dalam diam Untuk perasaan yang terpendam ***** Seperti mendung tapi tak hujan Seperti gerimis yang hanya sekilas Ada apa dengan gerangan? Memberi tanda tapi tak selaras ***** Egokah jika aku kecewa? Dengannya yang bukan siapa siapa Bagai bulan dan matahari Tak pernah menyatu meski berarti ***** Reda Hujan ***** Oleh D I H Ku perhatikan kamu sering menikmati hujan Dengan secangkir kopi Lalu setelah mereda Kamu beranjak pergi ***** Ku perhatikan kamu sering memberi ungkapan dengan sebuah janji lalu setelah ku percaya kamu beranjak pergi ***** dan kebiasaanku memperhatikanmu Membuatku tersadar Jika memang sebenarnya Kamu juga tak peduli ***** Juga Kamu tak pernah menunggu reda karena hujan Tetapi hanya karena kamu ingin pergi ***** Semestinya Aku tak pernah menunggu sebuah jeda Karena penantian Tetapi hanya karena kamu yang pergi Seperti ini ***** Jadikan Aku Hujan puisi hujan ***** Oleh Afifatur Rohmah Jadikanlah aku hujan Akan ku lukis kisah dengan muara air Akan ku buat bendungan yang di penuhi cinta Akan ku penuhi jiwamu dengan rintiknya rindu ***** Ajari aku menjadi hujan Agar aku bisa mengobati hausmu Haus akan dentuman rindu Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah ***** Ijinkan aku menjadi hujan Aku ingin mengalir bebas di wajahmu Aku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya aku Membuat alunan pada dinginnya cintamu Tapi, ini janjiku Tak akan ada petir yang membuatmu benci akan hadirku ***** Ibu Hujan ***** Oleh Joko Pinurbo Ibu hujan dan anak – anak hujan Berkeliaran mencari ayah hujan Di perkampungan puisi hujan ***** Anak – anak hujan berlarian Meninggalkan ibu hujan Menggigil sendirian di bawah pohon hujan ***** Anak- anak hujan bersorak girang Menemukan ayah hujan Di semak semak hujan Ayah hujan mengaduh kesakitan Tertimpa tiga kilogram hujan ***** Ayah hujan dan anak – anak hujan Ber ramai ramai menemui ibu hujan Tapi ibu hujan sudah tidak ada Di bawah pohon hujan ***** “kita tak akan menemukan ibu hujan di sini Ibu hujan sudah berada di luar hujan” ***** Tiga Indera ***** Dan jika Telingaku jatuh cinta Pada siulan burung itu, ***** Atau saat Mataku terpesona Pada warna- warni bulunya, ***** Dan juga Saat hidungku terbuai Merasa aroma burung surga ***** Aku katakan “bersatulah ! Maka akan lebih indah, Dan beritahulah!” M R R ***** Hujan Gersang puisi hujan ***** Gersang pucat tak bernyawa Seperti daun di musim kemarau Ini hati telah mati rasa Menunggumu yang terus berlalu ***** Angin berhembus menerjang dedaunan Terhempas jauh keras tak terarah Kau yang selalu menjadi kekuatan Kini tak ada lagi perlahan musnah ***** Inilah puncak di musim kemarau Menyambut hujan berhawa dingin Beginikah rasanya mencintaimu? Kau yang telah jadi milik orang lain ***** Mungkin Cukup ***** Oleh Muhammad Rajib Raka tirta Telah ku katakan Kepada sebuah pohon rimbun Bahwa aku Mengagumi helai daunnya ***** Juga kokoh batang dan akarnya Kalau saja Ia bertanya ***** Pohon itu terdiam Tatapan bisunya merengkuhku Angin berkata “Pohon itu tersenyum” ***** Dan aku kembali Ke rumah Dengan sebatang pena Di atas kertas ***** Setitik Hujan puisi hujan ***** Mata yang selalu bersinar Indah senyum yang di sunggingkan Kepiawaian dalam berbicara Anugerah Tuhan yang sungguh sempurna Elokkah aku inginkannya? Langkah hati ingin berada di dekatnya ***** Alangkah indah bila tak ada benteng Rasa hati ingin aku sampaikan Dari perasaan yang terdalam Yakin ini cinta dalam hati akan ku nyatakan ***** Aku hanyalah setitik air yang akan menguap di kala terik membuat langit mendung berawan hingga mengundang hujan untuk turun ke bumi ***** Seperti itulah siklusnya Hanya dapat memandangimu dari kejauhan Menyimpan sejuta rasa yang terpendam Hingga akhirnya hanya menjadi sebuah angan ***** Tak bisakah aku menjadi hujan? Yang di setiap rinainya membawa kesejukan Tak bisakah aku menjadi pelangi? Yang membuat hidupmu menjadi lebih berarti ***** Rindu Murai ***** Oleh Muhammad Rajib Raka tirta Awalnya Aku berharap Murai itu tetap diam Dan tidak terbang ***** Kini aku takut Murai itu terbang Dan menjauh ***** Aku pemburu Yang hendak mengamati Murai tersebut Tanpa perlu menembaknya ***** Dalam Selasa Kedua ***** Oleh Muhammad Rajib Raka tirta Dalam sebuah buku, Aku dengar Morrie Berkata, ***** “Cinta adalah Satu satunya perbuatan Yang rasional” ***** Betapa terkejutnya aku Saat aku tahu Bahwa aku percaya Sejak awal ***** Hujan Kecil ***** Oleh Joko Pinurbo Hujan tumbuh di kepalaku Hujan hanya penyegar waktu ***** Memancur kecil – kecil Mericik kecil – kecil Di hiasi petir kecil – kecil Hujan masa kecil ***** Tetes Cinta Oleh Yuhana Rahayu Mega kelam menembus malam Laksana tetes raksa yang terus menerjang Panas namun terasa dingin Hingga kulit tak mampu untuk bernyanyi Tetes setiap tangisan sang mega berhambur Mengubur segala memori yang terkubur Bagai guruh yang mengadu dengan kilatan sambar Mengikat segala yang terdengar Tetes- tetes cinta membasahi kalbu Meriap dalam dekap asa yang tersirat Mengoyak rasa luka yang terpampang nyata Menumpah segala tangis haru bahagia Tetes – tetes cinta mencampur adukkan resah dalam dada Cintaku kelam namun manis Tapi aku tak mampu mengatakannya cinta Karena hanya aku yang mencinta ***** Musim Hujan Berselimut Duka puisi hujan ***** Oleh Fakhri Fikri Rangkaian kata ku susun menjadi aksara Bercerita tentang musim hujan berselimut duka Dimana senja tak lagi jingga Dimana mentari enggan menampakkan muka ***** Kala itu, langit menangis berlinang air mata Guntur beretorika tanpa bisa mengucapkan sepatah kata Indonesia berduka Bapak pluralisme bangsa telah tiada ***** Siklus Hujan puisi hujan ***** Oleh D I H Apakah kamu tahu siklus hujan panjang? Yang memulai penguapan dari laut hingga turun hujan di daratan Apakah kamu tahu siklus hubungan yang panjang? Yang memulai pengharapan dari awal hingga berhujung pada penantian ***** Kamu pernah berkata, Jika hujan membutuhkan tahapan siklus transpirasi Yaitu penguapan Yang berasal dari tumbuhan ***** Tetapi kamu lupa berkata, Jika aku juga membutuhkan sebuah siklus serupa transpirasi Agar menguapkan kerinduan yang berasaan dari mana? Baiknya jangan kamu tanyakan ***** Lirihan Nirwana puisi hujan ***** Oleh Armielda Rayya Cepat- cepatlah menari Langit telah melempar berkah Menujumu yang menanti dengan tangan terbentang Dinginkan hati lewat lirih suara cakrawala Yang pecah membanjiri tapakan air mata ***** Berhentilah berduka Dia telah memanggilmu Lewat bisikan malu – malu Yang mengubur nestapa ***** Kelinci Bersayap Putih Kelinci Bersayap Putih ***** oleh Muhammad Rajib Raka Tirta Wusshh.. Cepat nian kau terbang Rambut – rambutmu putih, hai kelinci Maukah kau kemari? Ke rumah renta kami? ***** Tak perlu di tanyakah ? Mungkin kau anggukkan kepalamu, oh kelinci lucu Kau mau? Bermain sebentar di rumah ini? Oh, mengapa kau menggelengkan matamu? Aku menunduk. Aku di tolak ***** Wusshh.. Kau melesat dengan sayapmu Ah, kelinci manis Kau hanya imaji Tapi mengapa kau nyata? Hebat ya aku bermimpi saat terjaga ***** Pernahkah kau bermimpi? Menyentuh bintang dan mencumbu bulan? Tak perlu aku bertanya Kau dengan mudahnya pergi ke bulan Tapi aku? Huh, untuk melihatmu saja aku tak mampu Ayo kemari ***** Biarkan aku bersamamu Kelinci bersayap putih Yang turun dari tanah Yang muncul dari bawah langit ***** Hujan dan Senja ***** Oleh Rosdiana N H Seperti mendung tapi tak hujan Seperti gerimis yang hanya sekilas Ada apa gerangan? Memberi tanda tapi tak selaras ***** Egokah jika aku kecewa? Dengannya yang bukan siapa- siapa Bagai bulan dan matahari Tak pernah menyatu meski berarti ***** Kehadiranmu menyejukkan hati Dengan senyummu yang begitu berarti Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti Karena kamu lah yang ku nanti ***** Meski dengan sekilas perjumpaan Bersyukur karena ada kebersamaan Meninggalkan kesan yang indah Walau hanya sebuah impian ***** Memori Tetesan Hujan puisi hujan ***** Oleh Setia Erliza Sehelai daun hijau panjang Menutupi mahkota dari derasnya hujan Menuju tempat lautan ilmu Beberapa tahun yang silam Saat aku duduk di bangku Sekolah dasar Memori daun pisang menjadi bait kisah haru Menempak kisah di musim penghujan Basah? ***** Ayah, derasnya hujan hujan menerpa tubuhku Sambil menggigil kau genggam tanganku Jelas terlihat dari tangan keriputmu Menuntunku di bawah derasnya hujan ***** Daun pisang mengukir kisah haru Ciptakan kenangan indah tak terhingga Antara aku, ayah dan hujan ***** Jangan Tanya puisi hujan ***** Oleh Muhammad Rajib Raka Tirta Jangan tanya Dan jangan pernah Basi kalau bilang cinta Cupu Kalau bilang sayang ***** Tapi diam Di kata sombong Jangan tanya Tidak usah Tak perlu mengambarkan Seluas semesta Tak perlu mengandaikan ***** Seharum bunga kesturi Tak perlu berkata Seindah langit cerah Jangan tanya Dan tidak perlu bertanya Kau tidak pernah percaya ***** Percuma jika aku jawab Kau tak perlu bertanya Aku sebenarnya… Cukup Kau seharusnya sudah tau Ya benar Hanya pengagum punggungmu ***** Kisah Hujan puisi hujan ***** Oleh Rieneke Cahyani Aku menanti dirimu Seperti air menghujam sendu Terus jatuh mengalir kelu Hujan berteriak pilu Tak kau dengar dalam surau Jiwa ku termenung kelabu Menunggu cinta semanis madu Hingga usai balutan waktu Hujan seminggu berlalu Tersisa petrichor syahdu ***** Seperti Hujan puisi hujan ***** Oleh Michra Fahmi Mereka bilang aku aneh … Karena aku selalu menunggu air turun dari langit Mereka juga bilang aku gila Karena senang bercerita pada hujan Mereka selalu menjauh ketika rintik menyapa Sementara aku selalu menyambutnya dengan riang ***** Kau benar tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamah Dan selalu menggugah rasa rindu antara kita Aku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita Saat bersama tersenyum memandang langit hitam dan derasnya hujan ***** Kau ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hari Atas harapan dan rinduku pada seseorang Yaaaah… Hujan yang tak pernah lelah turun meski malam Dan tak pula mengharapkan datangnya pelangi ***** Kata Bapak Tentang Hujan puisi hujan ***** Oleh Sinta Nuriyah Dewi Temaramnya mentari menemani sepinya pagi Mendung yang menggulung tak luput berpartisipasi Rintik yang menitik dari langit mengeluarkan aroma sedu sedan Basah yang merambah menambah hujan kepiluan ***** Menengadah pada titik demi titik yang terasa menggelitik Nuraniku berharap tiap jatuhannya kan hapus tiap pelik Segar yang tergambar pada definisi indraku Menghantarkan kenyamanan tentraman jasad ruhaniahku ***** Sebuah nasehat pernah banyak bisikkan “Hujan yang langit karuniakan, Kerap suratkan kesukacitaan, Tak jarang siratkan peringatan” ***** Pelangi puisi hujan ***** Oleh D I H Kapankah kamu terakhir melihat pelangi? Apakah kamu pernah menunggu pelangi setelah hujan? Kapankah kita bertemu kembali? Apakah kamu pernah menunggu kembali setelah penantian? Pelangi itu indah tetapi tak lama Dia juga akan menghilang Aku tak pernah menjadikanmu seperti pelangi Tetapi mengapa kamu juga menghilang ? ***** Hujan Di Ternate puisi hujan ***** Oleh Abi N. Bayan Kau tumpah lagi di gelasku Dan aku mesti menyeduh Sisa – sisa teh dari cangkirmu ***** Malam ini, aku kembali Memelukmu dalam diam Sebelum asap rokok mati dari tanganku ***** Ada gigil tiba – tiba renyah di ruangan ini Melesat keluar jendela Dan kau sibuk merapikan sesak ***** Dinginmu oh Hujan ***** Oleh Laili Gadis Hasanah Malam itu aku masih menunggu Lautan harapan ku gantungkan penuh bisu Rintik hujan seolah tahu kisah kita haru membiru Ah , biarlah penantian ini seakan membatu Mentari kadang harus mengalah demi hujan Membiarkan mereka menyatu dengan alam ketenangan Biarlah hanya aku yang tak bertuan Berdiri ragu seakan angin mampu menghempasku Bertanya dan dapatkan jawaban dalam angan semu Berharap rintik hujan segera menyampaikan pesanku ***** Aku lelah, lesu, tak mampu lagi bertahan Hanya mampu berharap tuhan cepat menegurmu Wahai pemilik dinginnya hati Ketuklah pintu reot yang telah lama ku tuju Aku lelah terus menunggu Dinginmu seakan tak pernah pergi kala mentari membakar kisahku Dinginmu tetap sama ***** Ku Sambut Hujan puisi hujan ***** Oleh Ely Widayati Detik waktu berlalu meninggalkan kawan Kemarau yang mendera mulai bosan Tanaman rimpang menyembunyikan dahan Rumput kering menahan lapar ***** Bilakah hujan datang menghampiri Walau turunnya rinai kecil Mereka senang akan harum hujanmu Membawa kesejukan riang dalam kalbu ***** Rintik tawamu menyuburkan tanah Meski di sini ada air dalam kulah Namun aliran hujan lebih berkah Air alam ciptaan Allah ***** Ku sambut musim hujan ini Dengan senyuman tulus dari dasar hati Agar alam tidak ternodai Agar hujan tidak di caci ***** Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu ***** Oleh Jannatul Ula Kilau mentari menyinari bumi dengan tandus alam yang menerjang Seketika awan merubah wujud menjadi mangsa kegelapan Mengharap curahan air yang menabur Rintihan suci menghidupkan dunia indah nan syahdu ***** Memanggil cinta bagai akar menjalar untuk tetap bersemi Menghias bunga mekar di iringi musik gemercikanmu dari kelayuan Menghias alam dengan biasan mentari Sebagai tangga cinta sang bidadari Butiran embun menempel di ujung dedaunan Membentuk indah bagai mutiara bening ***** Rintihan hujan butir suaramu menyejukkan imajiku Dalam keheningan anganku terbang entah kemana bersama angin Disertai melodi indah suaramu berpantul dengan hembusan angin Membuat tubuh ini membeku Dengan hawa yang kau curahkan ***** Walau Habis Terang Walau Habis Terang ***** Oleh Nur Rohimah Sekawanan awan hitam telah puas Menumpahkan segala noda yang mengungkung Kini dengan pakaiannya yang putih bersih Kembali ke peraduannya ***** Rama- rama mengepak sayap Kumbang menyeruput setetes air Yang menggelayut di kelopak bunga Dedaunan mengibas- ngibas tubuhnya yang kuyup ***** Aroma tanah renyai – renyai menyeruak Pelangi datang berpendar Dalam bias warnanya Ia melambaikan senyum ***** Wasiat Gelandangan ***** Oleh Puspita Idola Pirsouw Jika langit runtuh lebih dulu hujan ku sentuh Sembunyi jauh di saku lusuh Kala lolongan lapar dan nyawa bertengkar Bayi hujan menggelepar dalam mulut ternganga lebar Berulang kali aku mati suri untung hujan ganti nasi ***** Lihat siapa peduli aku Jalanan mencumbu bulan jauh dari kata warisan Bayangpun sekadar pinjaman kembali pada Tuhan ***** Hei lihat siapa peduli aku Gadis liar compang tegar berhati lapang Belajar kejamnya hidup sayang tiada meredup ***** Jikalau langit runtuh Tiada lagi yang ku sentuh Selain hujan senandung peluh Ganti asi ibu dan bait keluh ***** Hujan Kelabu ***** Oleh D I H Ingatkah aku pernah berbicara tentang kelabu? Bahwa putih tetap terang, hitam tetap gelap Namun abu tak selamanya kelabu ***** Dan Ingatkah sekarang aku berbicara tentang rindu? Bahwa angin tetap berhembus, Hujan tetap bergenang Namun rindu tak selamanya berlalu ***** Tahukah? Kelabu berasal dari hitam yang sedikit Dan putih yang lebih banyak ***** Tahukah? Rindu berasal dari pertemuan yang sedikit Dan kenangan yang lebih lebih banyak ***** Tentang kelabu, Kamu sangat berarti Sebab selalu menjadi pertanda jika hujan akan datang ***** Tentang rindu, Kamu sangat berarti Sebab selalu menjadi pertanda Jika kamu telah menghilang ***** Hujan Hanya Setitik Air puisi hujan ***** Oleh Rosdiana N H Aku hanyalah setitik air Yang akan mengap di kala terik Membuat langit mendung berawan Hingga mengundang hujan untuk turun ke bumi ***** Seperti itulah siklusnya Hanya dapat memandangimu dari kejauhan Menyimpan sejuta rasa yang terpendam Hingga akhirnya hanya menjadi sebuah angan ***** Tak bisakah aku menjadi hujan? Yang di setiap rinainya membawa kesejukan Tak bisakah aku menjadi pelangi? Yang membuat hidupmu menjadi lebih berarti ***** Kisahku dan Hujan Kisahku dan Hujan ***** Oleh Ghivan Christine Dalam ayunan langkah, yang semakin lambat Dalam helaan napas, yang semakin dalam Dalam desir angan, yang kian menjauh Dalam desah hati, yang kian membiru ***** Entah harap, entah khayal yang di genggam Entah duka, entah suka yang di kecap Hanya tetes hujan yang paham Hanya tetes hujan yang menjawab ***** Dalam biru yang kian menyatu Di derasnya tetes hujan Tak ada kata yang terucap Tapi selaksa makna terjawab ***** Kisahku, sama dengan hujan Datang dan pergi tanpa pamit Menghembuskan asa dan juga nestapa Hingga hanya dingin yang tersisa ***** Rintik Hujan puisi hujan ***** Oleh D I H Pernahkah kamu memperhatikan tetesan rintik hujan? Yang jatuhnya tak terhitung jumlahnya? Pernahkah kamu memperhatikan tetesan rintik hujan? Yang jatuhnya membawa rindu pada akhirnya? ***** Perihal rintik, Sebuah kata yang mampu menampung genangan Perihal rindu, Sebuah kata yang mampu menampung kenangan ***** Rintik, Ku perhatikan terkadang kamu mereda Namun terkadang menjadi hujan yang lebat Lebat yang membuat pakaianku basah ***** Rindu, Ku perhatikan terkadang kamu mereda Namun terkadang menjadi rasa yang hebat Hebat yang membuat perasaanku resah ***** Rinai Memberai Air Hujan puisi hujan ***** Oleh Pety Rahmalina Rinai datang padaku saat diri tengah menepi Renyai senyawa hidrar memecah sunyi Segala impresi tentangnya menguar memenuhi imaji Kembali pada ilusi tuk berpuisi ***** Rangkaian asa yang ku cipta terberai Dia pergi ketika rinai datang memenuhi semesta tak berisi Serenada pilu mencipta elegi Nyeri yang kau berikan, Ku resapi dalam – dalam saat hujan Sembilu menjalar setiap kali rinai berjatuhan Sembunyikan air mata redam jerit kekecewaan Dalam cinta yang tiada berupa Rinai memberai ***** Rinai memberai rasa Dalam rindu yang membuat tiada Rinai membelai rasa Jadi tiada yang membuat rindu ***** Hujan Bersamamu ***** Oleh Handiyani Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam Hujan memihak dirimu bersemayam Rintiknya menjelaskan wajah bergumam Tanah basah menutupi jejak yang dalam ***** Jelas benar rintik hujan bersamamu Menjadi pemisah saat temu Bertukar air mata semu Hujan menyelimutimu ***** Kehadiran Hujan puisi hujan ***** Kehadiranmu begitu menyejukkan hati Dengan senyum mu yang begitu berarti Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti Karena kamu lah yang ku nanti ***** Meski dengan sekilas perjumpaan Bersyukur karena ada kebersamaan Meninggalkan kesan yang indah Walau hanya sebuah impian ***** Seperti malam yang kelam Dalam suasana yang mencengkam Hanya bisa berharap dalam diam Untuk perasaan yang terpendam ***** Seperti mendung tapi tak hujan Seperti gerimis yang hanya sekilas Ada apa dengan gerangan? Memberi tanda tapi tak selaras ***** Egokah jika aku kecewa? Dengannya yang bukan siapa siapa Bagai bulan dan matahari Tak pernah menyatu meski berarti ***** Kisahku Tak Merindu Hujan puisi hujan ***** Oleh Bukamaruddin Aku adalah tanah kota Kemarau abadi yang di hampiri aspal dan beton Aku tak bisa lagi menjadi laki – laki peneduh Seperti pohon di pinggir jalan yang sekarang enggan berdaun ***** Aku tak bisa lagi menjadi laki – laki lumpur Seperti kesederhanaan tanah dan kenangannya Di sini kisah kasih membantu Tunggu tak lagi patuh Rindu tak lagi butuh ***** Jika engkau memang tiba Maka ku minta gerimismu Karena hanya itu yang membuatku tak meluap ***** Jika engkau tetap datang Maka ku cinta pelangimu Karena hanya itu yang tak membuatku mengeluh ***** Rintik Rindu Novena puisi hujan ***** Oleh Dikha Nawa Lembar keenam, ku mulai lagi untuk mengingatmu Tentang rinduku yang belum tersampaikan Kala percik- percik gerimis menyapaku Di antara aroma remahan tanah yang basah Betapa sulitnya itu Begitu berat menahan lajunya ***** Entah, di rintik ke berapa Ku kan mengeja bayangmu Membahasakan senyum mu saat itu Di sini pun masih terasa sama Hampa serupa kesendirian ini Hingga tak sanggup lagi, hatiku menahan keingkaran ini ***** Andai saja ku mampu Menghalau lajunya waktu Andai saja saat itu Tak bersumpah untuk membencimu ***** Kenyataan di Balik Hujan puisi hujan ***** Oleh Tista Apryandani Pergilah …! Ujarku membara laksana petir membelah sunyi Kian dusta terlanjut aku hempas melukai hati Ku tak pikir sejauh apa langkah kaki pergi Melambai pergi raga tenggelam tak peduli ***** Surat terbuang… Secarik kertas teruntai menari di atas pena Hujan bersaksi dikau menusuk jantung mata Sedih di kala duka hamba menyapa relung raga Berpaling kau pergi silahkan saja Hatiku rela ***** Bersabar… Insan hati terkelupas Sang sarang perih terluka Tinggalkan dikau bagai telur pecah tak berguna Mencintaimu laksana jasad di balik keranda Relung menangis kian terpecah sakit merana ***** Tak peduli … Berlarilah sebahagia kau kejar kapas berkabur Enggan ku lari melangkah menggapai gerimis cinta Sesak hati menggema kaku tenggelam dalam kubur Bibir tak sudi berampun dikau kejam seribu dusta ***** Sajak Pertemuan Hujan Senja puisi hujan ***** Oleh Windarsih Guguran air menyelubungi rona pipi senja Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga Bumi sudah di jamah resapan manis hujan senja Usapan tangan di kala pintu – pintu langit terbuka Magis hujan meniduri relung – relung kerinduan Pertemuan perpisahan silih berganti tanpa salam ***** Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara Menatap mata hitam pemegang gagang payung jingga Ku larang melangkah sebelum tangis hujan reda Mencari kening di antara helai rampai legammu Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku ***** Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan Teduhkan jiwa dua insan pemuja ritme tetesan Memori penghujung Desember pelukan batas senja Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara ***** Baca Juga Cerita Lucu Sungguh puisi – puisi karya para seniman di atas dapat mewakili suasana di kala hujan. Terima kasih untuk pembaca yang telah membaca puisi tentang hujan ini. Semoga dapat bermanfaat. AdaHobi, Puisi tentang Hujan – Menikmati hujan bisa dinikmati dengan berbagai cara, salah satunya dengan membuat puisi berkaitan dengan hujan itu sendiri. Ada banyak tema puisi tentang hujan yang bisa kita buat sambil menunggu hujan reda. Sebagai contoh, puisi tentang hujan dan kopi jika kamu adalah penikmat kopi. Puisi hujan romantis, jika kamu kebetulan sedang kasmaran dengan seseorang. Puisi hujan tersebut bisa kamu olah dengan menggunakan 1 bait, 2 bait, 3 bait, 4, bait bahkan 5 lima bait. Tentu saja membuat puisi tentang hujan bebas layaknya membuat puisi tentang lingkungan dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh puisi tentang hujan yang bisa kamu baca di kala senggang, menunggu hujan reda, atau sebagai referensi untuk membuat puisi tentang hujan lainnya. Selamat menikmati! Puisi tentang Hujan untuk Anak SD di Sekolah HUJAN PAGI INI Aku baru bangun tidur Membuka mata, lalu mengucap doa Aku punya semangat baru hari ini, untuk lembali sekolah dan belajar lagi Tapi… tik-tik-tik-tik… telingaku mendengar bunyi air Jatuh dari atap rumah, terus turun hingga mencapai tanahte Ooohhh… ternyata hujan telah datang Mengusir kemarau panjang Sebenarnya aku senang dengan kedatangannya, karena akan ada banyak bunga bermekaran Tapi, bagaimana aku bisa sekolah? Karena hujan, bisa-bisa seragamku jadi basah Oh ya… aku jadi teringat, bukankah aku punya sebuah payung pemberian Ayah bulan lalu Aku jadi kembali girang Hujan pagi ini tak jadi penghalang Sumber Puisi pertama kita awali dengan puisi hujan yang polos untuk anak sekolah dasar. Tak banyak kerumitan dalam pembuatannya, tak banyak memerlukan perasaan saat membacanya. Kepolosan dalam puisi di atas tentu akan membawa kita pada nostalgia saat membuat puisi saat sekolah. Ada banyak hal yang dibahas oleh pengarang puisi tersebut yang mana menceritakan tentang kesulitannya untuk pergi ke sekolah saat hujan turun. Sesaat ketika dia bangun tidur dia senang karena hujan pertanda datangnya akhir musim kemarau. Namun, hujan ternyata menjadi penghalang untuk dia bersekolah. Untung saja dia ingat pada payung pemberian orangtuanya sehingga dia beranggapan bahwa hujan bukanlah halangan untuk sekolah jika ada payung tersebut. Baca juga 15 Contoh Puisi Pendidikan Bebas dan Karya Tokoh Terkenal Senandung Galau Tanah Kemarau Entah apa yang terjadi pada langit. Hingga telah berbulan-bulan menahan jatuh rintikmu padaku. Aku menjadi tiada dalam ketiadaan yang hampa. Satu-satunya alasan menemuimu yang menjelma menjadi embun subuh tanpa menoleh sedikit saja pada senja. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah lelah. Lelah menunggu sembab langit dengan ribuan pelukan yang tak sempat aku kecup satu per satu. Teruntuk kita yang menjadi bahagia di antara basahnya hujan. Sumber Puisi tentang hujan berikutnya ialah tentang tanah bumi yang bertanya mengapa langit tidak menurunkan hujan kepadanya. Majas personifikasi yang digunakan dalam puisi ini menggambarkan kebingungan tanah kepada langit. Bumi dan langit sangat sering dijadikan tema puisi karena keduanya menjadi tempat tinggal para makhluk ciptaan Tuhan. Keduanya pun sangat sering digambarkan hidup, bisa berbicara, dan bahkan juga memiliki jiwa. Seperti puisi tentang hujan dan tanah kemarau di atas. Bumi digambarkan galau sebab telah lama ia merasa hampa sebab tak ada tanaman yang tumbuh di atasnya. Ia hanya sempat menikmati pertemuan dengan langit hanya berupa air embun pagi hari. Dikatakan bahwa bumi tak akan lelah menunggu air mata langit yang nantinya akan turun membasahi tanahnya walaupun ia bumi tak bisa menghibur langit tiap kali ia langit menangis. Puisi tentang Hujan Singkat Hujan di Bulan Juni Karya Prof. Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon yang berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar Pohon bunga itu Siapa yang tak mengenal beliau? Para pujangga, para penikmat kata-kata, dan para penjalin kalimat cinta tentu sangat mengenal beliau. Puisi beliau tentang hujan di atas tentu juga sangat dikenal. Maknanya yang dalam mestilah ditulis dalam suatu konteks tempat dan waktu tertentu sehingga sangat sukar untuk bisa ditafsirkan, Puisi tentang Hujan dan Senja HUJAN DAN SENJA Oleh Ismi Sofia Ananda Senja, terbalut mendung Satu-satu rintik hujan pun turun Mengetuk atap-atap genting Menyirami rumput-rumput yang kering Seakan saya melihatmu Di balik jendela masa lalu Berlari-lari kecil di atas kecipak air hujan Menggenggam tanganku, erat memaku Kemudian kamu tutupkan jaket Di atas rambutku yang basah Kau tersenyum, kamu berbisik “Aku mencintaimu, Sayang” Kini saat-saat itu telah pergi Rindu-rindu menjadi puisi Sebagian hanyut dideru elegi Hanyalah hujan, setia berbagi Di sana di bawah rinai air hujan Berpayung kita, penuh mesra Dan peluk tubuhmu, Mampu hangatkan, nadi-nadiku yang beku Bagaimana jika hujan dan senja menyatu? Maka, puisi di atas menjadi jawabannya. Penulis sepertinya teringat dengan seseorang saat melihat senja dan hujan. Di antara rintikan hujan ia terbayang seseorang yang menaunginya dengan jaket di saat hari mulai senja. HUJAN BERSELIMUT SENJA Oleh Dam Hanihi Loh’s Hujan benar-benar deras menemani perjalananku kali ini Untung saja sebelum saya melangkah, kamu membekali payung Jubah yang saya kenakan tak hingga basah Aku tak tau bila kamu tak memberiku payung Netraku niscaya akan tergenang mengalir mengikuti ritme air Belum lagi angin berhembus membawa aksaraku yang ingin kubingkai dalam sajak rindu Enyah dari pena yatim piatuku Rupanya angin tak rela membiarkan sajak-sajakku terlahir Sehingga tintaku kerontang beku diujung pena Entahlah, hujan dan angin selalu mengekor disetiap langkahku Lenyapkan asa-asa semoga tak terlukis sempurna Indah yang mewarnai jejakku Memudar ternodai oleh pekat awan mendunguh Untuk apa hujan gigilkan tubuhku dan angin gugurkan daun-daun Tetapalah tegak berpijak, ungkapmu menyemangati Seperti yang pernah kukatakan padamu, langkahku tetap tegak Entah menurutmu, Namun biarkan saja hari ini hujan deras menguyur langkahku Juga angin yang membawa luka Aku biarkan saja, lantaran hari tak selalu cerah dan senja yang akan mengakhiri. Puisi tentang hujan dan senja di atas juga sangat bagus. Diawali dengan penulis yang kehujanan saat sedang menikmati perjalanan. Untungnya temannya sempat memberikan sebuah payung kepadanya hingga pakaiannya tak kehujanan. Dari puisi di atas kita bisa belajar bahwa ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan untuk membuat puisi. Keadaan alam, pakaian yang kita kenakan, indra yang kita miliki, bahkan waktu bisa menjadi bait-bait puisi indah andai kita lebih peka. Puisi Hujan Romantis Hujan Ingin Mengingatkanku Padamu Tahukah kamu Bahwa jauh di lubuk hatiku Ada sebuah kenangan yang kusimpan, Rapi – serapi-rapinya. Dan hanya kubuka Saat hujan bergerenyai Seperti di pagi yang mulia ini. Saat kusentuh, Kenangan itu membuncah Membawa bayang-bayang indah Tentang kamu, kamu dan senyumannya Yang tak pernah bisa kulupakan. Lalu tiba-tiba Kenangan itu mengajakku Masuk kembali, ke masa lalu. Sumber Pernah merindukan seseorang saat hujan? Jika pernah, apakah saat membaca puisi huhan dan rindu di atas terbayang wajahnya? Selamat! Kamu juga terbawa keindahan bait-bait puisi di atas. Memang benar alam dan waktu tertentu seolah membawa memori kita akan sesuatu. Seperti hujan yang ternyata saat kita mengalaminya bersama seseorang dan ketika momen “kehujanan” itu terulang, kenangan tertentu juga ikut terulang. Puisi menjadi salah satu cara untuk berekspresi, mengutarakan kenangan pada waktu agar kita bisa bernostalgia pada hal yang mungkin kita rindukan atau kita berusaha untuk lupakan. Puisi Hujan Melayu Hujan Ini Begitu Hening Dan bila hujan tiba Seperti di pagi ini, Maka aku merasa Sebuah keheningan di dalam sana. Hening, hening sekali Sehingga aku bisa merasa Seulas bahagia, meski kecil Meski mungil… Tapi bahagia itu ada. Maka Ketika hujan tiba Aku, aku selalu bahagia Sumber Ekspresi kebahagiaan bisa diungkapkan dengan puisi sederhana. Puisi bertemakan hujan seperti di atas misalnya, penulis merasakan bahwa saat hujan turun ia merasakan keheningan di dalam hujan. Kebahagiaan yang terpancar dari keheningan hujan meski sedikit namun selalu ada. Puisi Hujan di Pagi Hari Puisi Aroma Hujan Embun pagi di kaca membuatku termenung Datangnya awan hitam di pagi hari membuatku melamun Gerangan apa yang membuatku bingung Ingatan mantan yang membuatku tersenyum Lama sekian lama menanti Hujan tak kunjung reda di pagi ini Hanya Aroma tanah hujan di pagi hari Membuatku teringat engkau yang pernah mengisi hati Di mana engaku saat ini? Hanya tetesan air hujan menemaniku saat ini Hujan di pagi hari Membawa sejuta kenangan di hati Sumber Satu lagi puisi tentang hujan yang membawa ingatan akan mantan. Puisi di atas dengan sangat tersurat mengisahkan sang penulis bahwa hujan mengembalikan memori tentang yang terkasih. Meski kenangan itu hanya tinggal kenangan, hujan tentu akan terus membawa ingatan itu kembali setiap waktu. Ternyata suasana alam juga mampu membuat manusia menjadi sangat sentimentil. Puisi Hujan Islami Hujan Telah Tiba serentak hari mendung dari pagi hingga sore pancar matahari tak nampak mengeluarkan senyum atau marahnya dulu mereka kiat inginkan hujan kini telah datang mereka pun bingung dikeluarkan hujan ingin cerah dikeluarkan cerah ingin hujan apakah pantas seorang manusia tak ingin bersyukur atas pemberian sang Maha Pencipta kini hujan pun turun membasahai perkarangan rumah bumi tandus menjadi basah sawah tertanam padi ladang bertumbuh rumput ampuni mereka yang tak bersyukur terimakasih telah membasahi kami By Dalang Wanataka Hujan salah satu anugerah dari Tuhan, kita selalu bersyukur akan nikmat yang Dia berikan. Cara bersyukur bisa diungkapkan dengan berbagai cara, seperti misalnya membuat puisi hujan yang singkat dan sederhana. Alam dan segala makhluk di dalamnya memberikan inspirasi kepada manusia. Keindahan dan kecantikan dari berbagai fenomena alam menjadi bahan bakar kreatifitas para pujangga kata untuk berekspresi. Bumi, sawah, ladang seperti yang tertulis di puisi hujan di atas adalah hanya sedikit contoh bagian dari alam raya semesta yang patut kita syukuri keberadaannya. Puisi Hujan dan Cinta tanpa judul hujan itu serupa dengan cinta, ketika turun hujan, itu artinya cinta sedang turun dari langit, dicintai itu seperti berada di tengah siraman air hujan, kamu bisa menghindari tetesan-tetesannya, akan tetapi kamu tidak bisa menghentikannya, kamu bisa menghindari cinta, namun kamu tidak bisa menghentikan cinta,… — Pintara al-Fata Saat pertama membaca puisi tentang hujan di atas, apa yang terbayang? Puisi tak berjudul ini memiliki kata-kata sederhana yang sangat mudah dipahami, sangat sederhana namun memiliki kedalaman makna. Tentu semua orang bebas menafsirkan suatu puisi. Tak ada yang objektif dalam pemaknaan suatu kata. Menyerupakan hujan layaknya cinta tentu sangat mungkin. Seperti puisi tentang hujan sebelumnya, hujan membawa kenangan indah dan memberikan semangat hidup bagi sebagian orang. Jika hujan adalah cinta maka bisa jadi cerah adalah kasih sayang. Puisi Hujan dan Kopi Kopi dan Hujan Oleh elisakrisanti268 Sama-sama berupa air yang menenangkan.. Kopi bagiku sebuah pelarian dari segala kegundahan.. Hujan itu seperti teman yang berusaha menghibur bahwa aku bersedih tidak seorang diri.. Taukah kau? Aku menyukai rintikan hujan yang menari-nari ketika jatuh ke bumi.. Juga menyukai kopi yang pahit dan manisnya tidak bisa dirasakan sekaligus.. Mungkin air kopi tak sebening hujan, dan hujan datang tak sehangat kopi, Tapi kopi mampu menghangatkan siapa saja yang menikmati hujan… Terkesan dengan bait terakhir puisi di atas? Sang penulis mengatakan bahwa ia menyukai kopi walaupun pahit dan manisnya kopi tak mampu dikecap secara bersamaan. Baginya kopi dan hujan adalah sama, yang satu menjadi tempat pelarian, yang lain menjadi kawan saat sendirian. Apa yang kamu lakukan saat butuh tempat pelarian dan sedang sendirian saat itu? Apakah kamu juga akan mengecap kopi di saat hujan turun? Atau ada hal lain? Puisi tentang Hujan dan Harapan Hujan Sore Nada mesra air memecah selimut bumi Hilir berceloteh menelanjangi sepi Sekali angin duduk di pangukuan jendela Semilir rindu menerjang asa Nada mesra air mengusik celah syurgawi Berlari, bernyanyi, dan saling mendahului Hanya mencari tanjung harapan sembunyi Membungkam senja tak sadarkan diri Rindu menuai cengkram paling kuat Bak hempasan melukai batu konglomerat Pelangi yang tak diharapkan jaraknya Pelangi yang tak diharapkan leburnya Kilatan khayal mengusik kornea Alunan doa terpancar ke nirwana Cahaya pelita perlahan sirna Menyatukan bayangan, berakhir di telaga. 14 Mei 2014 — Citra Khadifa Puisi hujan berikut ini sangatlah cantik. Keserasian rima dalam tiap bait-baitnya seakan membawa kita masuk ke alam penulisnya. Ada penggambaran tentang harapan dan rindu di dalamnya. Keduanya tercipta dari keberadaan kata seperti pelangi, doa, dan cahaya. Elemen alam tertentu sering digambarkan mewakili suatu keadaan, baik secara tersurat maupun tersirat. Doa misalnya, adalah elemen yang mewakilkan harapan. Bayangan, bisa mewakilkan masa lalu dan kegelapan. Puisi tentang Hujan dan Tuhan Datanglah Rahmat-Mu Angin kegembiraan memberi kabar kedatanganmu Penduduk pribumi begitu gembera menyambutmu Limpahan syukur terus mereka kumandangkan Kecerahan dunia seketika berganti muram petang Tapi…..muram petang dunia bukanlah pembawa bencana Melainkan tetesan kasih sayang Sang Kholiq Bumi yang bergejolak akibat dosa para insan Berubah menjadi berkah Rumput yang setengah mati Berubah menjadi berarti Memberi manfaat bagi insan duniawi By Ahmad Mawardi Hujan dianggap sebagai rahmat Tuhan yang turun ke bumi. Puisi tentang hujan dan Tuhan di atas menggambarkan dengan sangat jelas asumsi tersebut. Alam yang dulunya gersang dan pepohonan yang hampir mati karena kekeringan serta merta hidup dan hijau kembali saat turun hujan. Hal tersebut kemudian juga memberikan manfaat kepada manusia itu sendiri. Demikian beberapa contoh puisi tentang hujan yang bisa kamu jadikan referensi sederhana. Kamu juga bisa menulis puisi tentang hujan dan puisi tentang alam sekitar, lho. Menulis puisi bisa jadi obat hati di saat gundah. Menyimpan hasil karya sendiri untuk kemudian dibaca di lain waktu bisa jadi kenikmatan tersendiri. Selamat berpuisi…

puisi hujan yang berwarna hitam