🥈 Keturunan Habib Abdullah Bilfaqih
Bilfaqih(بالفقيه) 88. Al-Faqih Al-Muqaddam (الفقيه المقدم) 89. Bafaraj (بافرج) 90. Abu Futhaim (ابو فطيم) 91. Al-Fardy (الفردي) Keturunan al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad banyak berada di Jawa Timur, sedangkan keturunan al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad sebagian besar berada di Pasar Minggu (termasuk
GelarImam, Syekh, Habib dan Sayid Menjelang akhir abad 12 keturunan Ahmad al-Muhajir tinggal beberapa orang saja. Pada tahap ini tokoh-tokohnya adalah Imam Ahmad al-Muhajir, Imam Ubaidillah, Imam Alwi bin Ubaidillah, Bashri, Jadid, Imam Salim bin Bashri.
AsSayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri, Kitab Al-Mu’jam Al-Lathif ; 19. As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini, Ansaabi Wali Songo; 20. As-Sayyid Abi Al-Mu’ammar Yahya bin
Habib Muhammad bin Ibrahim Bilfaqih. "Aku berikan ijazah kepada keturunan Al-Quthb Al-Ghouts, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, seorang ahli ibadah yang tampak di wajahnya cahaya ulama salaf. Kelak, dia akan menggantikan kedudukan salaf pendahulunya dan aku anggap dia sebagai anakku."
ImamAl-Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Hadad, lahir hari Rabu (malam Kamis), 5 Syafar 1044 H di Desa Sabir di Kota Tarim, Hadhromaut, Yaman. Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, dll. Selain mengkader pakar-pakar ilmu agama, mencetak generasi unggulan yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan kakek beliau, Rasullullah
HabibAbdullah Bin Al Athas, adalah seorang Waliyullah dengan kiprahnya menyebarkan Agama Islam dari satu negeri kenegeri lain. (Keturunan Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athos)”. Diposting oleh al-fakir di 10.23 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy dilahirkan di kota
HabibHasan bin Ja’far Assegaf lahir di bogor tahun 1977, di tengah-tengah wilayah para ulama besar. termasuk almarhum kakek beliau Al Imam Al Qutub Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas sebagai pemimpin para wali dizamannya. Silsilah beliau menyambung dari ibundanya, yaitu Syarifah Fatmah binti Hasan bin Muhsin bin Abdullah Alatas.
Pada1402 H (1981 M) Habib ‘Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz meninggalkan Hadramaut bermasalah dan datang ke Al-Bayda. Beliau menghabiskan 10 tahun mengambil pengetahuan dari Habib Muhammad Al Haddar, dan Habib ‘Umar pun menikahi putrinya Habib Muhammad Al Haddar. Habib ‘Umar juga mengajar di Ribat.
Adalagi al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas dari Empang Bogor. Beliau sangat gigih memperjuangkan penyebaran ajaran-ajaran Islam, maupun memperjuangakan hak-hak kemanusiaan. Habib Ali bin Husein al-Attas dari Jakarta, Habib Idrus bin Salim al-Jufri dari Sulawesi Tengah, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih dari Darul Hadis Malang, Habib
. Hampir seluruh waktu Habib Abdurrahman Bilfaqih dipergunakan dijalan dakwah dan mengajar di pesantren. Memang buah jatuh tidak jauh dari induknya. Sejal kecil, anak ketiga pasangan Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih dan Syarifah Azizah Al-Jufri ini lahir pada 16 Desember 1972 di didik orangtuanya di pesantren. Setelah agak besar, beliau melanjutkan ke PP Darus Surur Kabupaten Bandung, dibawah asuhan Abuya Yahya, murid tarekat Habub Abdul Qodir Bilfaqih, kakeknya, yang paling sepuh yang kini masih hidup. Di pondok pesantren ini, Habib abdurrahman Bilfaqih belajar ilmu agama dan tarekat dari tahun 1988- 1993. Di masa belajar itu, beliau melangsungkan pernikahan dengan Syarifah Laila binti Utsman Alaydrus pada tahun 1991 dan menetap dengan isterinya di dekat pondok pesantren. Usai mondok di Darus Surur, beliau dan isterinya menetap di Indramayu, kota asal isterinya. Namun setahun kemudian, Habib Abdurrahman melanjutkan belajar lagi ke PP At-Tauhidiyyah Giren Talang Tegal, Jawa Tengah, di bawah asuhan Syaikh Akhmad Said dan Syaikh Muhammad Khasani. Beliau belajar disana selama lima tahun, 1994 - 2000.”Saya tertarik belajar di pesantren ini karena pesantren ini menitikberatkan pelajaran tauhid. Pendirinya dulu, Syaikh Ubaidillah, sudah dikenal sebagai ahli kajian tauhid, sehingga mendapat undangan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Makkah pada abad ke-19, untuk bersama-sama membahas masalah tauhid bersama para ulama Timur Tengah waktu itu,” tuturnya. Selepas belajar di Tegal, beliau dipanggil pulang ke Malang untuk memperkuat Dewan Pengasuh PP Darul Hadits. Dewan Pengasuh terdiri dari semua anak Habib Abdullah Bilfaqih, yaitu dua kakak lelakinya Habib Abdul Qodir dan Habib Muhammad , baru kemudian dirinya dan dua adik perempuannya Syarifah Ummu Hani dan Syarifah Khadijah . Namun karena sehari-hari tinggal di Indramayu,Jawa Barat, Beliau hanya beberapa hari datang ke Malang. Di Indramayu, Habib Abdurrahman mengasuh pesantren, yang diberi nama Ribath Rahmatul Muhammadiyah. Pondok pesantren yang beralamat di Jl. Nyi Resik RT 01 RW 01 Sindang Indramayu, Jawa Barat. “Menjadi santri disini gratis, yang penting bisa mencuci pakaian dan merawat kamarnya sendiri,” ujar ayah empat anak ini. Di pesantren itu, selain diajarkan ilmu agama, juga diajarkan tarekat tingkat dasar. Dalam perjalanan dakwahnya, Habib Abdurrahman mendapati, umat Islam sekarang kurang memperhatikan pendidikan cinta dan mengikuti teladan Rosulullah SAW. “Saya gambarkan, dulu di zaman Rosulullah masih hidup, para sohabat cinta, tunduk, dan meneladani Rosulullah SAW. Mereka setiap hari bisa bertemu junjungan mereka, dan mendengar pelajaran maupun bertanya tentang hal yang mereka tidak ketahui. Namun bisakah kita sekarang memposisikan diri sebagai para sahabat, yang setiap hari cinta, tunduk, dan meneladani Rosulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari? Kalau kita ingin belajar dan bertanya , segeralah membaca A-lqur’an atau Hadits, atau bertanya kepada para ulama yang mengetahui kedua sumber Islam tersebut,” katanya. Menurutnya, sikap seperti itu kini kurang diajarkan para ustadz kepada santrinya. Karena itulah, kaum muslimin sekarang memahami Islam sebagaimana dirinya dipengaruhi oleh budaya sekitar. Mestinya, kaum muslimin memahami Islam sebagaimana para sohabat mendapat bimbingan dari rosulullah SAW. ” Apa yang kita petik dari meneladani cara para sohabat belajar kepada Nabi Muhammad SAW ? Mereka tidak ada satupun yang murtad hingga akhir hayatnya, dan hidup mereka selalu diterangi cahaya Islam. Dan saya yakin, semuanya masuk surga.”Disamping mempelajari kitab kuning dan Tarekat Awaliyah, Habib Abdurrahman juga menerapkan kepada santrinya, yaitu membiasakan mereka berpuasa Senin Kamis, kemudian puasa Nabi Daud sehari puasa sehari tidak, dan terakhir puasa Dahr puasa setiap hari,selain lima hari terlarang-yaitu Idul fitri, Idul Adha, dan tiga hari setelah Idul Adha Puasa ini dengan tujuan untuk membersihkan hati dan menghindar dari segala godaan yang sering muncul ketika kita tidak puasa. Selain menjadi Ustadz di dua pesantren itu, Habib Abdurrahman masih menyempatkan diri belajar lagi di luar negeri. Tepatnya, pada tahun 2003 beliau belajar ke PP Darul Musthafa Tarim, yang di asuh oleh Habib Umar bin Hafidz. “Belia hanya tabarukan, sebab disana hanya 40 hari saja. Selain itu, beliau juga banyak berkunjung ke beberapa Habib sepuh, seperti Al-Maghfurlah Sayyid Muhammad Al-Maliki, Al-Maghfurlah Habib Abdurrahman Assegaf, Habib Zain bin smith, Habib Salim Asy-Syathiri, untuk mendapatkan ijazah beberapa aurad Alawiyin. Tentu saja tidak hanya itu, dengan mendekatkan diri kepada para Habaib dan Ulama, banyak ilmu dan teladan yang diperoleh dari mereka. Setelah banyak belajar dari berbagai guru, saatnya Habib Abdurrahman mengajarkan apa yang telah didapatkannya. Selain memberikan kuliah umum kepada para santri Darul Hadits Malang, beliau juga mengasuh Ribath di Indramayu dan berbagai majlis ta’lim di berbagai malam Ahad pertama, pembacaan manaqib di majlis ta’lim Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf di Indramayu. Sedang pada malam Ahad kedua, pembacaan kitab fiqih yang diikuti ratusan jamaah. Ada juga jadwal di Bandung, yaitu pada malam Selasa awal bulan. Kemudian di Jakarta, ada beberapa tempat. Pada Rabu kedua setiap bulan di Masjid Al-Bahri di Panjaitan. Pada Kamis malam di ribath yang terletak di Pondok Bambu. Belum lagi ta’lim yang sifatnya undangan khusus yang diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia maupun luar negeri. Istiqomah Berpuasa Dahr Di tengah jadwal dakwah yang padat itu, Habib Abdurrahman mengamalkan puasa Dahr. Kebiasaan itu sudah berjalan sejak lima tahun lalu. Beliau merasa tidak berat, tetapi justru merasakan bahwa puasanya itu semakin mendukung kesehatan ruhani dan jasmaninya. Beliau mengaku tidak pernah terkena stres atau penyakit jasmani lainnya.
TIMESINDONESIA, MALANG – Haul Akbar Maha guru Ustadzil Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-Alawy akan digelar di Kota Malang, 10-11 Maret 2018. Ribuan jemaah dari berbagai daerah, sudah mulai berdatangan ke Kota Malang sejak Jumat 9/3/2018. Di pemakaman Habib Abdul Qodir Bilfaqih dan Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, di Kasin, Kota Malang sudah dipenuhi para jemaah dan para santrinya dari berbagai daerah di Haul tahun ini 2018, seperti biasa akan digelar di depan Ponpes Darul Hadits Al Faqihiyyah Alussunnah Wal Jamaah, di Jalan Aris Munandar, Kota Malang. Hari pertama, Sabtu 10/3/2018, akan digelar ziarah bersama ke makam Habib Abdul Qodir Bilfaqih dan Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, dilanjut dengan Khotmil Quran dan Pembacaan Mutiara-Mutiara Al Imamain di depan Pondok setempat. Di hari kedua, Minggu 11/3/2018, pembacaan Maulid Nabi dan dilanjut dengan ceramah agama oleh tiga penceramah, yakni, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf dari Pasuruan, Habib Hadi Bin Alwy Alkaf dari Malang, KH Muhyiddin Abdul Qodir dari Sumedang dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto. Setiap tahunnya, saat Haul Imamain’ puluhan ribu jemaah dri berbagai daerah, bahkan ada dari Malaysia dan Singapura, memadati lokasi Haul. Lalu seperti apa sosok Habib Abdul Qodir Bilfaqih? Dari buku Biografi yang dikeluarkan Ponpes Darul Hadits, Habib Abdul Qodir Bilfaqih disebut Maha guru Ustadzil Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-Alawy Ia dilahirkan disebuah kota yang terkenal dengan julukan “Kota Ilmu dan Kota Auliya” yakni Tariem Hadromaut Yaman Selatan. Beliau pada hari Selasa tanggal 15 Shafar 1316 H. Bersamaan dengan malam kelahiran Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-Alawy ada seorang ulama yang besar yang bernama Al-Habibul Imam Syaikhon Bin Hasyim As-Seggaf bermimpi bertemu Sulthoniil Auliya’ Asy-Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani menitipkan Kitab Suci Al-Qur’anul Karim kepada Imam Syaikhon Bin Hasyim agar diberikan kepada Habibul imam Akhmad bin Muhammad Bilfaqih yang merupakan ayahhanda Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-Alawy Setelah diceritakan perihal mimpi tersebut Al-Habibul Imam Akhmad Bin Muhammad berkata “Alhamdulillah tadi malam aku dianugrahi oleh Allah SWT seorang putra. Dan itulah isyaroh ta’wil mimpimu bertemu dengan Asy-Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani yang menitipkan Al-Qur’anul Karim agar disampaikan kepadaku. Oleh karen itu, putraku ini akan kuberi nama Abdul Qodir dengan harapan, Allah SWT memberikan nama maqom dan wilayahnya sebagai mana Asy-Syekh Abdul Qodir Jaelani Masa Pendidikan Habib Abdul Qodir Bilfaqih Pendidikan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih diawali dari kota kelahirannya yaitu kota Tariem Hadromaut. Pendidikannya dimulai dari Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah, sampai kuliah tinggi dari ulama-ulama besar dari berbagai fakultas ilmu agama. Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam memperdalam ilmu-ilmu tersebut bukan hanya di sekitar kota Tariem saja, melainkan sampai kota-kota lain seperti kota Sewun Hadramaut, Mekkahtul Mukarromah, Madinah, Munawaroh, Kairo Mesir, Afrika Barat, dan sebagainya. Selama menuntut ilmu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dikenal sebagai murid yang cerdas dan tangkas dalam pelajaran. Juga dikenal sebagai seorang murid teladan yang penuh yang penuh kesungguhan, ketekunan, dan keuletan dalam belajar. Disamping itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, dikenal sebagai seorang murid yang amat mengagungkan mahaguru-mahagurunya dan menaruh rasa hormat kepada mereka meskipun Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih terkenal sebagai pakar dalam berbagai banyak bidang ilmu agama. Bukti kegigihan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam menambah ilmunya, sering mendatangi mahaguru-mahaguru dalam rangka menambah hasanah ilmu pengetahuannya. Sehingga salah seorang maha gurunya pernah berkata “Bangsa Bilfaqih dalam bidang fiqihnya bagaikan Imam Adzroi dan dalam bidang Tasawuf serta adabnya laksana lautan tak bertepi.” Pernah pula salah seorang maha guru Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih yang bernama Al-Habib Al-Imam Akhmad bin Hasan Al-Aththos di depan rumahnya berkata “Aku mencium aroma ilmu yang harum nan murni dari rumah ini”. Perjuangan Habib Abdul Qodir Bilfaqih Pada tahun 1331 H/1921 M, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih lulus mendapat ijazah dan berhak memberikan fatwa agama, antara lain bidang hukum, dakwah, pendidikan, dan sosial. Dengan sabar dan penuh keikhlasan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih memberi fatwa-fatwa agama. Ditengah kobaran semangat dan kegigihannya dalam berda’wah dan berjuang, beliau mendapat tugas yang suci dari Baginda Rasulullah SAW melalui dengan isyarah agar terus melanjutkan kegiatan dakwah, tidak hanya di dalam kota Tariem melainkan harus meninggalkan kota Tariem kota kelahiran Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih. Perjalanan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih tentu bukan perjalanan yang tanpa makna melainkan perjalanan mulia dan suci demi menyiarkan agama dakwah Islamiyah. Kapan dan dimana saja Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih berada selalu berdakwah. Sehingga disetiap tempat yang Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih singgahi, selalu meninngalkan kesan mulia. Bahkan tidak sedikit pula kemudian hari muncul kader-kader agama yang tangguh berkat didikan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih. Hal diatas sebagai wujud nyata kecintaan dan kepatuhan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, baik terhadap baginda rasul maupun kepada mahagurunya meski harus meninggalkan sanak famili dan kampung halaman tercinta. Sabelum meninggalkan kota Tariem, beliau sempat pula mendirikan “Jam’iyah Al-Ukhuwwah Wal Mua’awwanah dan Jam’iyah An-Nashr Wal Fadholi”. Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih juga menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke Makam Suci Baginda Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih melanjutkan perjalanan menuju Aden dan selanjutnya berturut-turut menuju Pakistan, India, Malaysia, Singapore, dan terakhir menuju Indonesia. Dalam menuju negara-negara tersebut diatas beliau selalu membina umat, baik secara umum maupun secara khusus dalam lembaga-lembaga pendidikan dan majelis ta’lim. Disinilah terlihat kecintaan dan kepatuhan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih baik terhadap Baginda Nabi Besar Muhammad SAW maupun terhadap maha gurunya meski harus meninggalkan kota yang Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih cintai karena melaksanakan dan mengemban tugas yang suci. Setiba di Indonesia, tepatnya kota Surabaya, pada tahun 1338 H/1919 M, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih langsung diangkat sebagai Direktur Madrasah Al-Khoiriyah. Pada tahun 1358 H/1938 M di kota Solo Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih mendirikan Lembaga Pendidikan Madrasah Ar-Robithoh. Tetapi sebelum mendirikan Madrasah tersebut pada tahun 1351 H/1931 M, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, sekaligus berziarah ke Makam Suci Baginda Rasulullah SAW. Pada Kesempatan itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih mempergunakan waktunya untuk saling memanfaatkan ilmu dengan para tokoh ulama disekitar kota Mekkah dan Madinah. Begitu tinggi dan besar tekad Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam menyebarkan ajaran Allah SWT. Dan Baginda Rasulullah SAW, dengan tidak henti-hentinya berdakwah dan mengajarkan ilmu agama, seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam memperlancar dakwah Islamiyah dan pengajaran ilmu agama, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, pada tanggal 12 Februari 1945 enam bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI mendirikan “Lembaga Pesantren Darul Hadist Al-Faqihiyah” dan “Peguruan Tinggi Atas” di Malang, Jawa Timur, yang terus berkembang sampai sekarang. Hal ini membuktikan betapa tinggi dedikasi Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam menyiarkan ajaran Allah SWT dan Rasulnya serta sebagai wujud nyata peran aktif dalam memajukan dan mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya, umat islam pada khususnya. Dengan demikian nyata kiranya, bahwa Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih juga ikut andil dalam mengusir penjajah, baik Belanda maupun Jepang. Ketinggian ilmu dan kepakaran beliau dalam bidang agama tidak dapat diasingkan lagi. Semua kalangan, baik masyarakat umum maupun pejabat mengetahui hal itu. Maka pada tahun 1330 H/1960 M Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Malang mengangkat Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih sebagai dosen matakuliah tafsir. Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1331 H/1961 M, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih diangkat sebagai Advisur Menteri penghubungan Alim Ulama Indonesia. Dari jerih payah yang penuh tanggung jawab dan keikhlasan dalam mendidik dan mengasuh santri-santri, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih telah berhasil banyak mendirikan Pesantren dan Majlis-majlis Ilmu di banyak daerah di Indonesia. Murid-murid Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih menyebar di banyak daerah di Indonesia. Seperti, Ustadz Ahmad Al-Habsy, pengasuh pesantren Ar-Riyadh di Palembang, Sumatra Selatan. Ustadz Al-Habib Muhammad Ba’addud alm, pengasuh pesantren Darul Nasyi’in Lawang, Malang, Jawa Timur, Al-Habib Syekh Bin Ali Al-Jufri, Pimpinan Yayasan Al-Khoirot Jakarta Timur, KH Alawy Muhammad, pengasuh pesantren At-Thoroqi Sampang, Madura, dan banyak tokoh lainnya. Alhasil berkat didikan dan gemblengan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, murid-muridnya menjadi pelopor umat dalam meneruskan pejuangan suci menegakkan agama Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW. Keteladanan Habib Abdul Qodir Bilfaqih Telah digariskan dalam syariat agama, bahwa tidaklah dinamakan mengagungkan ilmu apabila tidak memulyakan ahli ini benar-benar disemayamkan dalam lubuk hati Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih. Pernah pada suatu ketika disaat menuntut ilmu pada salah seorang maha gurunya, beliau ditegur dan diperingatkan, padahal Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dipihak yang benar. Setelah gurunya memahami dan mengetahui kalau muridnya benar, maka gurunya meminta maaf. Namun Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih berkata “Meskipun saya benar andaikan paduka memukul mukaku dengan sepasang sandal paduka, tak ada rasa tidak menerima sedikitpun”. Itulah salah satu contoh keteladanan yang tinggi bagaimana seharusnya seorang murid bersopan santun kepada gurunya. Contoh keteladanan budi pekerti yang patut kita ambil intisari dan hikmahnya sebagai pelajaran untuk diikuti. Sebab inilah yang terpenting di dalam menelaah manaqib orang-orang besar seperti Yang Mulia Maha Guru Samahatil Ustadzil Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy Kenyataan di atas sejalan dengan kata mutiara Sayyidunal Imam Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah Wa’alaihis Salam Warodiallohu anhu “Aku adalah budak sahaya dari seorang yang pernah mengajarku meski hanya satu huruf “. Keistimewaan Habib Abdul Qodir Bilfaqih Keistimewaan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih sungguh tak dapat dihitung banyaknya dan sangatlah panjang untuk diuraikan. Namun demikian, skelumit diuraikan sebagian dari keistimewaan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih yakni sebagi berikut Pertama, Ketekunan dan keuletan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam menuntut ilmu agam tanpa mengenal lelah tempat dan waktu. Sungguh sulit dicari tandingannya. Cinta Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih terhadap ilmu teramat dalam dan telah menyatu dalam lubuk hatinya. Kedua, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih bukan hanya ahli dan menguasai ilmu syariat saja, melainkan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih ahli dan menguasai bidang thariqah. Begitu pula dengan bidang haqiqat dan ma’rifat, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih ahli dalam menguasainya, sehingga Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih terkenal dengan sebutan “Syaikhusy Syariah Wat Thoriqoh Wal Haqiqat”. Ketiga, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, ahli dalam ilmu Alat, Nahwu, Shorof, Ma’ani, Bayan, Badi, Mantiq, dan sebangsanya, serta ahli dalam ilmu kalam. Dalam bidang hadist Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih benar-benar menguasainya, baik dalm hal riwayat maupun dalam diroyah. Beliau Hafal Jutaan Hadist Nabi Besar Muhammad SAW. Disamping itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, banyak mendapatkan Al-Hadist Al-Musassal, yakni hadits riwayat langsung dari Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, hingga tersambung isnadnya kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Misalnya, saat Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih berkunjung ke beberapa ulama di Saudi Arabia bersamaan dengan ibadah haji kedua, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih saling bertukar isnad dengan Al-Allamah As-Sayyid Alwy bin Abbas Al-Maliky Penguasaan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam bidang hadits dan ilmu hadist diwariskan langsung dan khusus kepada putra tunggal Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih yaitu maha guru Al-Ustadzil Imam Al-Hafidz Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih Alawy Demikianlah ringkasan biografi maha guru Al-Ustadzul Imam Al-habr Al-Qutub Al-Washil Al Mushil Al-Qutbul kabir An-Nihrir Hamilus Sunnah Wa Qomiul Bid’ah Syaikhis-Syariah Wat-Thoriqoh Wal Haqiqoh Al-Mursyidul Kamil Sayyiduna Wamaulana Al-Habib Abdul Qodir bin Al-Habibul Imam Al-Allamah Ahmad Bin Muhammad Bilfaqih Al-Alawy al-Husainy Sang penerus keluhuran pelita agama dan penerus Sayyidul Anbiya’ Wal Mursalin Muhammad SAW. Perjalanan hidup Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih adalah perjalanan suci. Saat berpulang bagi seluruh makhluq adalah telah menjadi ketetapannya. Saat berpindah dari alam ini sudah digariskan tanpa ada sesuatu apapun yang dapat merubah dan menunda. Itulah kebesaran dan kekuasaannya yang Azaly. Pada tanggal 21 bulan Jumadil Akhir Tahun 1382 H atau Tanggal 19 November 1962 M menghadaplah ruh suci Al-Ustadzul Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Bilfaqih Al Alawy keharibaan Rabbul Alamin dalam usia 62 tahun. Bagi Al-Ustadzul Imam Al-Habr bertemu Allah SWT adalah dambaan besar dari lubuk hati yang penuh bejan cinta dan rindu akan Allah SWT dan Rasulnya SAW. Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih kala itu pada saat-saat terakhir sempat berkata kepada putra tunggalnya. “……Lihatlah wahai anakku, ini kakekmu Muhammad SAW datang, dan ini Ibumu Sayyidatuna Fatimah datang …..” Ribuan umat berdatangan guna menyampaikan rasa duka cita dan penghormatan terakhir yang sedalam-dalamnya kepangkuan maha guru dan Bapak Umat. Jenazah suci terlebih dahulu disemayankan di Masjid Jami’ Malang untuk memberi kesempatan kepada hadirin untuk shalat jenazah. selanjutnya di makamkan di Pemakaman Kasin Kota Malang, Jawa Timur. *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Jakarta, Insertlive - Habib Rizieq akhirnya pulang ke Indonesia. Di luar banyaknya kejadian yang menyita perhatian di balik penjemputan ulama yang sudah menetap di Arab Saudi kurang lebih tiga tahun, ada yang masih bingung mengenai silsilah darahnya yang keturunan Nabi bergelar habib karena punya darah keturunan Nabi Muhammad. Ia merupakan anak dari Habib Hussein bin Muhammad Shihab dan Syarifah Sidah ayah Betawi keturunan Arab yang mendirikan Gerakan Pandu Arab Indonesia. Seiring berjalannya waktu, organisasi itu berubah nama menjadi Pandu Islam Indonesia PII. Lalu bagaimana silsilah darah Rizieq yang merupakan keturunan Nabi Muhammad? Berikut petanya" Rasulullah Muhammad SAWBin Ali Bin Abi Thalib wa Fathimah Az-ZahraBin Husein As-SibthBin Ali Zainal AbidinBin Muhammad Al BaqirBin Ja'far As-ShadiqBin Ali Al UhothiBin Muhammad DjamaluddinBin Isa An NaqibBin Ahmad Al-MuhajirBin Alwi UbaidillahBin MuhammadBin AlwiBin Ali Lhala 'QasamBin Muhammad Shahib MurbathBin Ali Walidil FaqihBin Muhammad Al-Faqihil MuqaddamBin Alwi Ibnul FaqihBin AliBin Muhammad Maulad DaawilahBin Abdurrahman As-SegafBin Abu Bakar As-SakranBin Syeikh AliBin AbdurrahmanBin Ahmad Syihabuddin Al-AkbarBin Abdurrahman Al-QadhiBin Ahmad Syihabuddin Al-AsgharBin MuhammadBin AliBin MuhammadBin SyeikhBin MuhammadBin HuseinBin AbdullahBin HuseinBin MuhammadBin HuseinBin SyihabHabib Rizieq[GambasVideo Insertlive] kmb/kmb
keturunan habib abdullah bilfaqih